Advertisement
PinStories

PinStories #5: Bangkit Di Kala Pandemi Corona aka Covid-19

Banyak perusahaan yang tumbang akibat wabah ini. Wabah yang membuat ribuan orang meninggal, jutaan orang kehilangan pekerjaan karena dampak yang diakibatkan.

Hari ini 4 April 2020, sudah hampir 4 bulan wabah ini ada. Semenjak pertama kali terdeteksi pada bulan Desember 2019 lalu.

Usaha yang mengandalkan pariwisata sudah pasti tumbang. Jangankan bertahan, untuk hidup pun tertatih-tatih. Lebih baik menutup daripada merugi.

Banyak orang di PHK, dirumahkan, bahkan bekerja tanpa digaji.

Didaerah saya, di Bali. Sudah banyak hotel tutup. Restauran tutup. Banyak keluarga yang kehilangan pekerjaannya. Sedih rasanya melihat kejadian ini. Sodara yang habis melahirkan, harus hidup tanpa ada pemasukan. Saya tahu rasanya bagaimana beratnya beban “dompet” ketika pertama kali punya baby.

Semua lesu, tidak terkecuali. Bahkan dagang ayam lalapan merasakan dampaknya.

Wabah ini membuat orang takut kemana-mana. Takut berbelanja, takut bekerja, takut berlibur. Segala jenis usaha menjadi lemes, berdampak ke pengurangan penghasilan para pegawai. Membuat minat belanja menjadi berkurang, lebih baik menyimpan cash untuk bertahan hidup.

Wabah ini tidak akan berakhir pada hilangnya virus atau ditemukannya vaksin. Tapi, akan berakhir ketika ekonomi setiap orang kembali normal.

Wabah ini juga menyebabkan usaha istri saya menjadi Nol. Tapi harus tetap menggaji, meski harus kecil. Yang kami pikirkan, bagaimana cicilian dan makan pegawai kalau tidak digaji?

Usaha sendiri juga mengalami dampaknya. Kerasa. Banget. Sampai kami harus menggaji pegawai dengan nilai yang tidak wajar. Bahkan ada yang diliburkan. Sedih. Tapi, mau bagaimana? Kami harus bertahan sampai ekonomi pulih. Tidak boleh tumbang sebelum itu terjadi.

Untuk 1 lini bisnis kami tidak benar-benar tumbang. Ada hasil agar bisa bertahan dan menghidupi orang-orang didalamnya.

Penting bagi saya dan partner berbenah. Usaha harus punya 1 atau lebih banyak lini yang tidak akan tumbang jika terjadi wabah. Bisnis yang terdampak karena wabah memang nilai yang dihasilkan besar, tapi akan sulit bertahan jika terjadi wabah. Jika wabah ini memang direncakan terjadi setiap 5 atau 10 atau 20 tahun sekali. Maka, harus lebih memikirkan lini bisnis lain yang tidak akan terdampak.

Pandemi Corona ini akan menjadi trauma, terutama bagi saya sebagai pemilik bisnis.

Trauma yang positif tentunya. Yang memicu saya harus berbenah, mencari ladang baru yang tidak bisa diusik virus apapun. Jikapun kena, dampaknya hanya secuil.

Ditengah-tengah wabah ini kami masih terus berusaha menciptakan sesuai yang bisa menghasilkan. Segala jenis promosi sudah tidak akan berdampak besar pada omset. Daripada menghabiskan cash untuk bertahan, akhirnya kami memilih berhenti. Berhenti untuk menghabis-habiskan uang, tapi memulai untuk berkarya lagi.

Kami siap menciptakan bisnis baru yang tidak akan bisa diusik pandemi. Menciptakan sebuah produk yang bisa digunakan orang untuk membantu usaha mereka meningkatkan penjualan ditengah-tengah pandemi.

Saya berhenti melihat berita masalah Corona. Hanya menyimak update-an terbaru saja. Lebih fokus membuat sesuatu yang berimbas baik. Berita yang bersliweran terutama dari group-group Whatsapp membuat takut, menumpulkan otak. Membuat tidak siap menghadip pandemi ini, bahkan bersiap untuk hari yang lebih baik setelah wabah rasanya belum berani.

Krisis akan selalu terjadi. Ini pertama kali saya menghadapi krisis dengan beban yang sangat berat dikepala. Terlalu banyak memikirkan dampak, bahkan memikirkan nasib orang-orang yang terkena dampak. Kadang hati sakit melihatnya. Mungkin krisis sebelumnya saya tidak merasakan, karena saya masih anak kecil pada waktu ini. Hari ini, beban itu tidak hanya pada nasib keluarga, tapi nasib orang yang bergantung pada saya. Pada bisnis saya.

Berdiri tegak. Hadapi ini. Lakukan apa yang bisa kita lakukan. Badai akan selalu datang. Tapi akan pergi memberi raya syukur.

I Wayan WIdyana (Co-Founder & CTO at PT. Pilar Kreatif Tekmologi)

Selalu menganggap diri seorang pemula. Seorang Website Designer yang lagi suka nulis, juga editing video, dan memperhatikan tren desain. Entrepreneur. Founder & Marketing Palawakia Studio

Related Stories

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *